Friday 24 May 2013

Asi Eksklusif


PENTINGNYA ASI EKSKLUSIF BAGI BAYI

Tujuan Instruksional Umum
Memahami pentingnya pemberian ASI eksklusif bagi bayi.

Tujuan Instruksional Khusus
1.        Melaksanakan inisiaisi menyusu dini.
2.        Memahami pengertian ASI eksklusif.
3.        Memahami manfaat ASI eksklusif.
4.        Memahami kandungan ASI.
5.        Memahami cara memperbanyak ASI.
6.        Memahami cara menyusui yang benar.
7.        Memahami cara penyimpanan ASI yang benar.

Air susu ibu (ASI) merupakan makanan yang paling baik untuk tumbuh kembang bayi terutama bagi bayi baru lahir sampai dengan umur 6 bulan. Menurut Rohani, dkk (2001:263),”prinsip menyusu/pemberian ASI adalah dimulai sedini mungkin dan secara eksklusif.” Pemberian ASI awal dilakukan segera setelah bayi lahir yang disebut dengan inisiasi menyusu dini (IMD). Inisiasi menyusu dini merupakan salah satu asuhan pada bayi baru lahir sebelum dilakukan pemberian vitamin K, obat tetes mata antibiotik, dan imunisasi hepatitis B. Pada inisiasi menyusu dini, bayi dibiarkan untuk mencari puting susu ibunya tanpa bantuan dari ibu atau bidan. Inisiasi menyusu dini merupakan langkah awal dari tindakan pemberian ASI eksklusif. ASI eksklusif adalah bayi hanya diberikan ASI saja tanpa tambahan cairan atau makanan apapun sampai dengan umur 6 bulan. Manfaat pemberian ASI eksklusif adalah sebagai nutrisi bagi bayi, sebagai daya tahan tubuh bayi, meningkatkan jalinan kasih sayang antara ibu dan bayi, penghematan biaya obat-obatan, dan menciptakan generasi penerus bangsa yang tangguh dan berkualitas. Bayi yang diberikan ASI eksklusif tidak mudah terkena penyakit karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh. Zat kekebalan tubuh yang terdapat dalam ASI adalah sebagai berikut.
1.      Faktor bifidus yang berfungsi membantu proses perkembangan bakteri menguntungkan dalam usus bayi dan menekan perkembangan bakteri merugikan.
2.      Laktoferin yang berfungsi mengikat zat besi di dalam ASI agar zat besi tidak digunakan oleh bakteri yang merugikan untuk perkembangannya.
3.      Zat anti alergi.
4.      Zat anti virus polio.
Text Box: 1Zat kekebalan tubuh yang terdapat di dalam ASI ini membantu perkembangan selaput usus bayi yang digunakan sebagai pelindung untuk menghindari zat-zat merugikan yang dapat masuk ke dalam peredaran darah. Zat-zat merugikan yang sampai masuk ke dalam peredaran darah dapat menurunkan imunitas atau daya tahan tubuh bayi sehingga akan mengganggu kesehatannya. Keadaan bayi yang tidak sehat pada awal kehidupannya akan berpengaruh pada pertumbuhan dan perkembangan bayi selanjutnya.
Bayi yang diberikan ASI eksklusif secara benar tidak akan merasa lapar meskipun tidak ada tambahan cairan atau minuman yang diberikan kepada bayi karena komposisi yang terkandung di dalam ASI sudah mencukupi kebutuhannya sampai dengan umur 6 bulan. Komposisi yang terkandung di dalam ASI berubah sesuai dengan kebutuhan bayi setiap harinya. Menurut Sitti Saleha (2009:18),”air susu ini memiliki tiga stadium yang terdiri atas kolostrum, air susu transisi/peralihan, dan air susu matur (mature).”
1.        Kolostrom
Kolostrom adalah cairan yang dikeluarkan pada hari ke-1 sampa hari ke-3 yang berwarna kekuning-kuningan, kental, dan apabila dipanaskan akan menggumpal. Kolostrom merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan sisa mekonium dari usus bayi dan mempersiapkan saluran pencernaan bagi makanan yang akan datang. Kolostrom lebih banyak mengandung mineral, karbohidrat, protein dan antibodi untuk memberikan perlindungan bagi bayi.
2.        ASI peralihan
ASI peralihan merupakan peralihan dari kolostrom sampai menjadi ASI matang. Air susu ini dikeluarkan dari hari ke-4 sampai hari ke-7. Kadar protein pada ASI peralihan munurun sedangkan kadar karbohidrat dan lemak meningkat.
3.        ASI matang
ASI matang merupakan air susu yang dikeluarkan dari hari ke-10 dan seterusnya. ASI batang berwarna putih kekuningan dan tidak akan menggumpal bila dipanaskan. Di dalam ASI matang terdapat zat antimikrobakterial sperti antibodi, protein, dan hormon-hormon.
Menurut Sarwono Prawirohardjo (2009:376),”ASI yang keluar pada permulaan menyusu (foremilk=susu awal) berbeda dengan ASI yang keluar pada akhir penyusuan (hindmilk=susu akhir).” ASI yang keluar pada akhir penyusuan banyak mengandung lemak yang berguna sebagai energi untuk bayi.
Untuk memperbanyak ASI, seorang ibu dianjurkan untuk menyusui bayinya setiap 2 jam selama 10-15 menit atau sesering mungkin, tidur bersebelahan dengan bayi, menyusui di tempat yang nyaman dan membuka pakaian bayi yang membuat panas. Selama menyusui, seorang ibu harus meningkatkan istirahat dan minum. Agar bayi menelan secara aktif, seorang ibu harus menyusui bayinya dengan teknik yang benar. Pada saat menyusui, posisi ibu duduk bersandar dan kakinya tidak boleh menggantung. Bayi berada di pangkuan ibu, kepala bayi sejajar dengan badan bayi, kepala bayi diletakkan di siku ibu, lengan tangan ibu menyangga badan bayi, telapak tangan ibu menyangga bokong atau paha bayi kemudian bayi dihadapkan ke dada ibu sehingga mulut bayi dekat dengan puting susu dan perut bayi menempel pada perut ibu. Sebelum mulai menyusui bayi, ibu jari dan jari telunjuk ibu memeras ASI sampai keluar 2-3 tetes lalu mengoleskan ke puting susu sampai dengan areola secara melingkar. Setelah itu, ibu jari ibu berada di atas puting susu, empat jari berada di bawah puting susu dan menempelkan puting susu di bibir bayi atau di pipi bayi sampai mulut bayi terbuka lebar dan bayi siap untuk menghisap puting susu ibu. Setelah ibu menyusui 10-15 menit atau sampai payudara kosong, bayi segera disendawakan dengan cara meletakkan dagu bayi pada bahu ibu dan tangan ibu menepuk-nepuk punggung bayi pelan-pelan atau bayi ditengkurapkan di pangkuan ibu dan tangan ibu menepuk punggung bayi perlan-pelan. Dalam keadaan sedang tidak menyusui, seringkali payudara terasa penuh. Payudara yang penuh dapat diperas dengan tangan atau menggunakan pompa. Penyimpanan ASI di udara terbuka/bebas dapat tahan 6-8 jam. Penyimpanan pada lemari pendingin dengan suhu 4°C dapat tahan sampai dengan 24 jam, penyimpanan pada lemari pendingin dengan suhu -18°C dapat tahan sampai dengan 6 bulan. AI yang telah didinginkan tidak boleh direbus bila akan diberikan pada bayi karena akan merusak kandungan di dalam ASI dan akan menurunkan kualitas unsur kekebalannya. ASI cukup didiamkan beberapa saat di dalam suhu kamar atau dapat direndam di dalam wadah yang berisi air panas yang telah disiapkan sebelumnya.
Seorang ibu yang bekerja tetap harus memberikan ASI eksklusif pada bayinya. Selama cuti, ibu dianjurkan untuk terus menyusui bayinya. Ketika sudah mulai bekerja, pola minum bayi harus diubah. Sebelum berangkat kerja, ibu membiasakan diri untuk menyusui bayinya dan selama di kantor, ASI diperas setiap 3-4 jam sekali kemudian disimpan di dalam lemari pendingin untuk dibawa pulang. ASI yang sudah diperas tidak boleh diberikan menggunakan dot karena akan membuat bayi bingung puting dan malas untuk menghisap puting susu ibunya. ASI tetap diberikan menggunakan cangkir dan sendok sedikit demi sedikit.
Pemberian ASI yang dianjurkan adalah sebagai berikut.

ASI eksklusif selama 6 bulan karena ASI saja dapat memenuhi 100% kebutuhan bayi.
Dari 6-12 bulan ASI masih merupakan makanan utama bayi karena dapat memenuhi 60-70% kebutuhan bayi dan perlu ditambahkan makanan pendamping ASI berupa makanan lumat sampai lunak sesuai dengan usia bayi. Di atas usia 12 bulan ASI saja hanya memenuhi sekitar 30% kebutuhan bayi dan makanan padat sudah menjadi makanan utama. Namun, ASI tetap dianjurkan pemberiannya sampai paling kurang 2 tahun untuk manfaat lainnya (Sarwono Prawirohaedjo, 2009:376).

Keberhasilan menyusui diperoleh dari serangkaian kegiatan yang telah dilakukan sejak masa kehamilan sampai dengan bayi lahir. Persiapan fisik dan psikologis ibu sebelum menyusui sangat berpengaruh pada keberhasilan menyusui. Untuk persiapan psikologis, bidan perlu memberikan dukungan kepada ibu menyusui agar ibu termotivasi untuk memberikan ASI kepada bayinya karena keinginan untuk memberi ASI adalah faktor yang penting untuk keberhasilan menyusui. Pengetahuan dan keterampilan bidan memberikan konseling mengenai ASI eksklusif kepada seorang ibu akan sangat membantu ibu meningkatkan rasa percaya dirinya bahwa setiap ibu mampu untuk menyusui bayinya. Kerja sama yang baik antara ibu menyusui dan bidan akan mempermudah penerimaan ibu terhadap penjelasan-penjelasan bidan mengenai ASI eksklusif.




DAFTAR PUSTAKA

Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya.

Rohani, dkk. 2011. Asuhan Kebidanan pada Masa Persalinan. Jakarta: Salemba Medika.

Saleha, Sitti. 2009. Asuhan Kebidanan pada Masa Nifas. Jakarta: Salemba Medika.

Sudarti dan Afroh Fauziah. 2012. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, dan Anak Balita. Yogyakarta: Nuha Medika.

Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Edisi Keempat. Jakarta: P.T. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

No comments:

Post a Comment