BAB I
PEMBAHASAN
A. MENOPAUSE
1. Pengertian Menopause
Menopause berasal dari kata ‘mens’ yang artinya siklus menstruasi dan ‘pausis’ yang berasal dari bahasa Yunani
yang artinya penghentian. Dapat disimpulkan secara singkat menopause merupakan masa berhentinya
siklus mentruasi seorang wanita.
Menopause dalam bahasa biologis merupakan
akhir dari siklus menstruasi seorang wanita yang terjadi di pertengahan usia
empat puluh tahun keatas. Selama masa transisi ini, ovarium mulai melemah
sehingga tingkat gairah seksual pun semakin menurun secara alami dari hormon
esterogen dan progesteron. Hormon estrogen berfungsi sebagai pengawas siklus
ovulasi yakni saat indung telur mulai melepas sel telur ke dalam tuba falopi
dan mengembangkan payudara wanita serta rahim. Hormon estrogen memiliki
pengaruh yang cukup besar dalam tingkat kesehatan wanita baik fisik maupun
psikologis (emosional). Hormon progesteron bertugas mengawasi menstruasi dan
mempersiapkan rahim untuk menerima sel telur yang telah dibuahi.
Ketika menopause sudah mendekat,
bukan hal yang aneh jika menstruasi tidak datang selama beberapa bulan. Sekitar
80 % wanita mulai mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, namun hanya
10 % saja wanita berhenti menstruasi sama sekali tanpa disertai ketidakteraturan
siklus yang berkepanjangan sebelumnya.
2.
Patologi Menopause
Pada umumnya orang lebih senang
menggunakan istilah ‘Menopause’, meskipun istilah tersebut
kurang tepat, karena menopause
hanya merupakan kejadian sesaat saja, yaitu perdarahan haid yang terakhir. Yang
paling tepat digunakan adalah klimakterik, yaitu fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause. Disebut pascamenopause bila telah
mengalami menopause
12 bulan sampai menuju ke senium. Senium adalah pascamenoupouse lanjut, yaitu
setelah usia 65 tahun.
Klimakterium dibagi dalam beberapa
fase :
1)
Pramenopause
Fase pramenopause adalah fase
antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterik. Fase ini di tandai dengan
siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan
jumlah darah yang relatif banyak, dan kadang-kadang
disertai nyeri haid (dismenoreae). Pada wanita tertentu telah timbul keluhan
vasomotorik dan keluhan sindrome prahaid atau sindrome pramenstrual (PMS).
2)
Perimenopause
Perimenopouse merupakan fase peralihan antara
pramenopuse dan pascamenopuse. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak
teratur. Pada kebanyakan wanita siklus haidnya >38 hari, dan sisanya <18
hari, Sebanyak 40% wanita siklus haidnya anovulatorik.
3)
Menopause
Jumlah folikel yang mengalami atresia makin
meningkat, sampai suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang
cukup. Produksi estrogen pun berkurang dan tidak terjadi haid lagi yang
berakhir dengan terjadinya menopause. Oleh karena itu, menopause diartikan
sebagai haid alami terakhir, dan hal ini tidak terjadi bila wanita menggunakan
kontrasepsi hormonal, pada usia perimenopause perdarahan terus
terjadi selama wanita masih menggunakan pil kontrasepsi secara siklik dan
wanita tersebut tidak mengalami keluhan klikmaterik. Kita tidak pernah tahu
kapan wanita tersebut memasuki usia menopause. Untuk menentukan diagnosa
menopause, pil kontrasepsi harus segera dihentikan dan satu bulan kemudian
dilakukan pemeriksaan FSH dan estradiol.
Bila pada usia perimenopause ditemukan kadar FSH dan
estradiol yang bervariasi (tinggi atau rendah), maka setelah memasuki usia
menopause akan selalu ditemukan kadar FSH yang tinggi (>40 mIU/ml). Bila
seorang wanita tidak haid selama 12 bulan dan dijumpai kadar FSH darah >40
mIU/ml dan kadar Estradiol <30 pg/ml, telah dapat dikatakan wanita tersebut
telah mengalami menopause.
4)
Pascamenopause
Ovarium sudah tidak berfungsi sama sekali, kadar
estradiol berada antara 20-30 pg/ml, dan kadar hormon gonadotropin biasanya
meningkat.
Peningkatan hormon gonadotropin ini disebabkan oleh
terhentinya produksi inhibin akibat tidak tersedianya folikel dalam jumlah yang
cukup dan inhibin inilah menekan sekresi FSH bukan sekresi LH. Akibat rendahnya
kadar estradiol, endometrium menjadi atropik dan tidak mungkin muncul haid lagi.
3.
Etiologi
menopause
Faktor genetik kemungkinan
berperan terhadap usia menopause.
Usia pertama haid, melahirkan pada usia muda, maupun berat badan tidak terbukti mempercepat datangnya menopause.
Faktor yang mempercepat
menopause :
1) Wanita kembar dizigot
2) Wanita yang nulipara
3) Perokok berat
4) Kurang gizi
5) Wanita vegetarian
6) Wanita dengan sosioekonomi
rendah
7) Wanita yang hidup pada
ketinggian >4000 m
Faktor yang memperlambat menopause :
1) Wanita yang multipara
2) Wanita yang banyak
mengkonsumsi daging
3) Minum alcohol
4. Perubahan yang terjadi terhadap wanita menopause :
Perubahan fisik :
1)
Ketidakteraturan
Siklus Haid
Ketidakteraturan
ini sering disertai dengan jumlah darah yang sangat banyak, tidak seperti
volume pendarahan haid yang normal. Normalnya
haid akan berakhir setelah tiga sampai empat hari, namun pada keadaan ini haid
baru dapat berakhir setelah satu minggu atau lebih.
2)
Gejolak Rasa Panas ( hot flashes )
Arus
panas biasanya timbul pada saat darah haid mulai berkurang dan berlangsung
sampai haid benar-benar berhenti. Munculnya hot flashes ini sering diawali pada daerah dada,
leher atau wajah dan menjalar ke beberapa daerah tubuh yang lain. Hal ini
berlangsung selama dua sampai tiga menit yang disertai pula oleh keringat yang
banyak. Ketika terjadi pada malam hari, keringat ini dapat menggangu tidur dan
bila hal ini sering terjadi akan menimbulkan rasa letih yang serius bahkan
menjadi depresi.
3)
Kekeringan Vagina
Kekeringan
vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir.
Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi
lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut,
Liang senggama kering sehingga menimbulkan nyeri pada saat senggama, keputihan.
Keadaan ini membuat hubungan seksual akan terasa sakit.
4)
Perubahan
Kulit
Estrogen
berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi berhenti maka kulit
akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada daerah sekitar wajah,
leher dan lengan. Kulit di bagian bawah mata menjadi mengembung seperti
kantong, dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas.
5)
Sulit Tidur
Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi
pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang
akibat berkeringat malam hari, wajah memerah dan perubahan yang lain.
6)
Kerapuhan Tulang
Osteoporosis merupakan penyakit yang paling umum dan merupakan persoalan bagi wanita yang telah menopause. Menurunnya kadar estrogen akan diikuti
dengan penurunan penyerapan kalsium yang terdapat dalam makanan. Kekurangan
kalsium ini oleh tubuh diatasi dengan menyerap kembali
kalsium yang terdapat dalam tulang, dan akibatnya tulang menjadi keropos dan
rapuh.
Perubahan psikologis :
1)
Ingatan Menurun
2)
Kecemasan, dibagi
menjadi :
a.
Suasana hati yaitu
keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti: mudah marah, perasaan
sangat tegang.
b.
Pikiran yaitu keadaan pikiran
yang tidak menentu, seperti: khawatir, sukar konsentrasi, pikiran kosong,
membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak
berdaya.
c.
Motivasi yaitu dorongan untuk
mencapai sesuatu, seperti : menghindari situasi, ketergantungan yang tinggi,
ingin melarikan diri, lari dari kenyataan.
d.
Perilaku gelisah yaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti :
gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif.
e.
Reaksi-reaksi
biologis yang tidak terkendali, seperti : berkeringat,
gemetar, pusing, berdebar-debar.
3)
Stress dan depresi, dibagi menjadi :
a.
Suasana hati, ditandai dengan
kesedihan, kecemasan, mudah marah.
b.
Berpikir, ditandai dengan mudah
hilang konsentrasi, lambat dan kacau dalam berpikir, menyalahkan diri sendiri,
ragu-ragu, harga diri rendah.
c.
Motivasi, ditandai dengan kurang
minat bekerja dan menekuni hobi, menghindari kegiatan kerja dan sosial, ingin
melarikan diri, ketergantungan tinggi pada orang lain.
d.
Perilaku gelisah terlihat dari
gerakan yang lamban, sering mondar-mandir, menangis, mengeluh.
e.
Reaksi-reaksi biologis, ditandai
dengan hilang nafsu makan atau nafsu makan bertambah, hilang hasrat sesksual,
tidur terganggu, gelisah.
5. Tanggapan / reaksi wanita terhadap datangnya masa
menopause :
1) Reaksi pasif : pasrah / menerima keadaan ini
dengan baik
2) Reaksi neurosis : reaksi yang ditimbulkan oleh
penolakan datangnya masa ini, dan ditandai dengan timbulnya keluhan-keluhan
seperti rasa cemas, tertekan / depresi serta mudah tersinggung
3) Reaksi hiperaktif : reaksai penolakan dengan seolah-olah
mengabaikan datangnya masa ini dengan cara meningkatkan perhatian pada
pekerjaan dan hobi serta tidak setuju pada keluhan-keluhan lain
4) Reaksi adekuat : rekasi wajar yang diberikan
wanita yang memasuki masa ini, dan dialami oleh sebagian besar wanita
B. ANDROPAUSE
1. Pengertian Andropause
Andropause adalah kondisi pria diatas usia tengah baya yang
mempunyai kumpulan gejala, tanda dan keluhan yang mirip dengan menopause pada
wanita. Istilah andropause
berasal dari bahasa Yunani, ‘andro’ artinya pria sedangkan
’pause’ artinya penghentian.
Jadi secara harfiah andropause
adalah berhentinya fungsi fisiologis pada pria. Berbeda dengan wanita
yang mengalami menopause dimana
produksi ovum, produksi hormon estrogen dan siklus haid yang akan berhenti
dengan cara yang relative mendadak,
namun pada pria penurunan
produksi sperma, hormon testosteron dan hormon-hormon lainnya sedemikian perlahan.
2. Mekanisme terjadinya Andropause
Mekanisme
terjadinya andropause adalah karena menurunnya fungsi sistem reproduksi pria,
yang selanjutnya menyebabkan penurunan kadar testosteron sampai dengan dibawah
angka normal.
Hormon yang turun pada andropause ternyata tidak hanya testosteron saja,
melainkan penurunan multi hormonal
yaitu penurunan hormon DHEA, DHEAS, Melantonin, Growth Hormon, dan IGFs ( Insulin like growth
factors ).
3.
Gejala dan tanda yang timbul pada andropause :
1)
Gangguan vasomotor : tubuh terasa
panas, berkeringat, insomnia, rasa gelisah dan takut.
2)
Gangguan fungsi kognitif dan
suasana hati : mudah lelah, menurunnya motivasi, berkurangnya ketajaman mental,
keluhan depresi, hilangnya rasa percaya diri dan menghargai diri
sendiri.
3)
Gangguan virilitas :
berkurangnya tenaga, menurunnya kekuatan massa otot, kehilangan rambut tubuh, penumpukan
lemak pada daerah abdominal dan osteoporosis.
4)
Gangguan seksual : menurunnya
minat terhadap seksual / libido, perubahan tingkah laku dan aktifitas seksual, kualitas orgasme
menurun, berkurangnya kemampuan ereksi / disfungsi ereksi / impotensi,
berkurangnya kemampuan ejakulasi, dan menurunnya volume ejakulasi
Umumnya andropause dimulai pada umur 50-60 tahun.
Keluhan atau gejala-gejala pada andropause tidak terjadi sekaligus dan bisa
terjadi pada umur yang sangat
bervariasi. Perubahan
hormonal dan biokimiawi tubuh secara pasti akan terjadi dengan bertambahnya
usia, tetapi
tidak semua pria akan mengalami keluhan andropause.
4. Etiologi Andropause
Penurunan hormon pada andropause terjadi
secara perlahan sehingga sering kali tidak menimbulkan gejala. Keluhan baru
timbul jika ada penyebab
lain yang mempercepat penurunan hormon testosteron dan hormon-hormon lainnya.
Beberapa penyebab tersebut antara lain :
1)
Faktor lingkungan :
a.
Bersifat fisik : bahan kimia
yang bersifat estrogenik yang sering digunakan dalam bidang pertanian, pabrik dan rumah
tangga.
b.
Bersifat psikis : suasana
lingkungan (tidak erotis), kebisingan dan perasaan tidak nyaman.
2)
Faktor organik ( Perubahan
hormonal ) : penyakit-penyakit tertentu dapat menyebabkan perubahan
hormonal yang dapat mempercepat penurunan hormon testosteron dan hormon-hormon lainnya. Penyakit
tersebut antara lain : diabetes mellitus, varikokel ( pelebaran pembuluh darah
testis ), prostatitis kronis ( infeksi pada prostat ), kolesterol yang tinggi, obesitas.
3)
Faktor psikogenik : penyebab psikogenik
sering dianggap sebagai faktor timbulnya berbagai keluhan andropause setelah
terjadi penurunan hormon testosteron.
5.
Penatalaksanaan
Andropause
Penatalaksanaan andropause
terutama ditujukan agar penderita dapat mengurangi keluhan maupun penderitaan
saat memasuki usia tua. Di dalam pencegahan, faktor psikologis
tampaknya mempunyai peran yang sangat penting. Disamping itu memperbaiki faktor psikologis yang
terganggu mempunyai arti penting pula dalam mempertahankan kesehatan secara
umum. Selain faktor
psikologis, para pria perlu juga menjaga kebugaran jasmani dan menerapkan pola
hidup sehat.
Pengobatan utama andropause saat ini adalah
pemberian hormon pengganti. Walaupun hormon yang menurun pada andropause terdiri dari
bermacam-macam hormon, namun pemberian hormon multiple saat ini belum lazim
dilakukan dan masih dalam
tahap penelitian. Pengobatan yang dilakukan hanyalah pemberian hormon
testosteron. Pemberian hormone testosteron
ini dilakukan dengan hati-hati karena dikhawatirkan akan menimbulkan
manifestasi seperti kanker
prostat, walaupun
penelitian terakhir membuktikan tidak ada korelasi langsung antara testosteron dengan
kanker prostat. Untuk
menghindari resiko tersebut maka sebelum dilakukan pemberian hormon testosteron,
pada penderita perlu dilakukan pemeriksaan rectal (anus) dan PSA (Prostat
Spesific Antigent). Pemeriksaan
tersebut disarankan tiap tiga bulan
selama pengobatan testosteron.
C. TERAPI
SULIH HORMON
1. Pengertian Terapi Sulih Hormon
Terapi
Sulih Hormon (TSH) atau hormon
replacment therapy (HRT) adalah pemberian terapi penggantian hormon untuk
menggantikan hormon yang kurang kadarnya karena tidak diproduksi secukupnya
lagi akibat kemunduran fungsi organ-organ endokrin hormon. TSH dapat meringankan
penderitaan tidak hanya pada wanita dewasa yang mengalami menopause alami,
tetapi juga di wanita muda yang mungkin mengalami menopause prematur untuk
alasan medis, seperti kanker atau sebab kelainan ovarium yang berhenti
menghasilkan estrogen.
Sebagai tambahan dalam mengurangi gejala menopause,
TSH memiliki banyak keuntungan
dan bahkan proteksi dari penyakit tertentu, termasuk osteoporosis, penyakit
jantung, dan stroke. Studi medis yang sedang berjalan telah menunjukkan bahwa menggunakan TSH dalam jangka panjang
itu tidak selalu berguna, dan dalam beberapa peristiwa ini mungkin sebenarnya
menaikkan resiko kanker, serangan jantung, dan penyakit lain.
2. Tujuan pemberian TSH
1) Untuk mendapatkan hormon yang hilang saat
menopause
2) Mengurangi dan mengatasi keluhan yang menyertai
menopause seperti keluhan psikologis, keluhan somatik serta keluhan vasomotorik
3) Untuk mempertahankan serta meningkatkan kualitas
dan kuantitas hidup wanita usia lanjut
4) Pencegahan gejala yang mengakibatkan osteoporosis,
penyakit jantung koroner, dan perdarahan otak
3. Tujuan konseling pada penggunaan TSH :
1) Memberitahukan klien bahwa HRT dapat mengurangi
atau mengatasi keluhan pada saat menopause
2) Dapat mencegah dampak kekurangan esterogen dalam
jangka waktu yang panjang
3) Dapat meningkatkan kualitas hidup
4. Wanita yang direkomendasikan untuk diberi TSH :
1) Semua wanita klimakterik, tanpa kecuali yang ingin
menggunakan HRT untuk pencegahan ( meskipun tanpa keluhan )
2) Semua wanita yang memiliki resiko penyakit
kardiovaskuler dan osteoporosis
3) Semua wanita dengan keluhan klimakterik
Untuk dapat menilai
keluhan klimakterik dapat digunakan skala klimakterik green atau menopause
rating scale ( MRS ). Skala ini dapat mengukur 3 kelompok keluhan yaitu:
1) Keluhan psikologis berupa jantung berdebar,
perasaan tegang atau tekanan, sulit tidur, mudah tersinggung, mudah panik, sulit
berkonsentrasi, mudah lelah, hilang minat pada banyak hal, perasaan tidak
bahagia, dan mudah menangis
2) Keluhan somatik berupa perasaan pusing, badan
terasa tertekan, sebagian tubuh terasa tertusuk duri, sakit kepal, nyeri otot
atau persendian tangan atau kaki terasa gatal, dan kesulitan bernapas.
3) Keluhan vasomotor berupa gejolak panas ( hot
flushes ) dan berkeringat di malam hari
5. Kontra indikasi TSH :
1) Mutlak : tromboemolisme ( trombosis ), anemia sel
sabit, penyakit cerebro, hipertensi berat, uji fungsi hati seletah hepatitis
abnormal, gangguan enzim
2) Relatif : penyakit kardiovaskuler, penyakit
ginjal, TBC, kanker payudara, fibroadenasis, migran, dan epilepsi
6. Efek samping pemberian TSH :
Efek samping umum :
1) Mual
2) Sakit kepala
3) Perdarahan
4) Deperesi dan perubahan emosi
5) Nyeri tekanan pada payudara
6) Perut kembung
7) Siklus menstruasi yang berkepanjangan dan kegagalan
untuk mengurangi gejala-gejala.
Efek samping khusus (esterogen) :
1) Kanker payudara
Resiko kanker payudara meningkat secara
signifikan jika penggunaan terapi sulih hormon dilakukan dalam waktu lama. Resiko kanker payudara
semakin besar jika terapi sulih hormone berlangsung lebih dari
10 tahun.
2) Kanker rahim
Penelitian-penelitian klinis pada
saat ini sudah mencapai konfirmasi bahwa terapi hormonal dapat menyebabkan
kanker rahim. Risiko ini dapat diperkecil dengan memberikan hormon progesteron
selama 12 hari setiap siklus menstruasi.
3) Tromboplebitis
4) Pendarahan bercak
5)
Problem kantung empedu
Problem ini banyak dijumpai pada
perempuan yang menggunakan terapi hormonal dalam jangka panjang.
6) Tekanan darah
tinggi
Terapi
sulih hormon dahulu diduga dapat menyebabkan naiknya
tekanan darah namun penelitian terkini menyimpulkan, pada dasarnya terapi ini tidak
menyebabkan naiknya tekanan darah, sehingga aman bagi wanita penderita tekanan
darah tinggi, asalkan tekanan darahnya dipantau secara saksama.
Selain itu efek samping yang akan sering
dijumpai jika
sediaan progesteron digunakan bersamaan dengan sediaan estrogen, sebagian besar akan
mengalami perdarahan bulanan sebagaimana layaknya siklus menstruasi. Efek
sampingan yang mungkin dialami para wanita pengguna terapi hormon di antaranya
mual, payudara menjadi lebih besar dan lebih lembut, puting payudara berdiri,
dan menjadi lebih gemuk. Efek itu mungkin akan semakin berkurang seiring dengan
lamanya masa terapi. Sedangkan efek sampingan yang agak jarang dijumpai, antara
lain kekurangan dorongan untuk berhubungan intim, depresi, perdarahan di
tengah-tengah siklus menstruasi, sakit pada dada dan persendian (kaki).
BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Menopause merupakan akhir dari
siklus menstruasi seorang wanita yang terjadi di pertengahan usia empat puluh
tahun keatas. Sedangkan andropause
adalah kondisi pria diatas usia tengah
baya yang mempunyai kumpulan gejala, tanda dan keluhan yang mirip dengan
menopause pada wanita. Umumnya andropause dimulai pada umur 50-60 tahun.
Menopause maupun andropause memiliki gejala-gejala yang
apabila tidak dilakukan penatalaksanaan yang baik maka gejala-gejala tersebut
akan terasa lebih berat.
Untuk mengurangi gejala-gejala menopause maupun
andropause dapat dilakukan dengan cara pemberian terapi sulih hormon.
thanks for the information
ReplyDeletemenopause
http://magazines-for-women-2020.blogspot.com.eg/2017/07/how-to-prevent-menopause-symptoms.html