Friday 24 May 2013

Menopause, Andropause, TSH



BAB I
PEMBAHASAN

A.    MENOPAUSE
1.      Pengertian Menopause
Menopause berasal dari kata mens yang artinya siklus menstruasi dan pausis yang berasal dari bahasa Yunani yang artinya penghentian. Dapat disimpulkan secara singkat menopause merupakan masa berhentinya siklus mentruasi seorang wanita.
Menopause dalam bahasa biologis merupakan akhir dari siklus menstruasi seorang wanita yang terjadi di pertengahan usia empat puluh tahun keatas. Selama masa transisi ini, ovarium mulai melemah sehingga tingkat gairah seksual pun semakin menurun secara alami dari hormon esterogen dan progesteron. Hormon estrogen berfungsi sebagai pengawas siklus ovulasi yakni saat indung telur mulai melepas sel telur ke dalam tuba falopi dan mengembangkan payudara wanita serta rahim. Hormon estrogen memiliki pengaruh yang cukup besar dalam tingkat kesehatan wanita baik fisik maupun psikologis (emosional). Hormon progesteron bertugas mengawasi menstruasi dan mempersiapkan rahim untuk menerima sel telur yang telah dibuahi.
Ketika menopause sudah mendekat, bukan hal yang aneh jika menstruasi tidak datang selama beberapa bulan. Sekitar 80 % wanita mulai mengalami siklus menstruasi yang tidak teratur, namun hanya 10 % saja wanita berhenti menstruasi sama sekali tanpa disertai ketidakteraturan siklus yang berkepanjangan sebelumnya.

2.      Patologi Menopause
Pada umumnya orang lebih senang menggunakan istilah Menopause, meskipun istilah tersebut kurang tepat, karena menopause hanya merupakan kejadian sesaat saja, yaitu perdarahan haid yang terakhir. Yang paling tepat digunakan adalah klimakterik, yaitu fase peralihan antara pramenopause dan pascamenopause. Disebut pascamenopause bila telah mengalami menopause 12 bulan sampai menuju ke senium. Senium adalah pascamenoupouse lanjut, yaitu setelah usia 65 tahun.
Klimakterium dibagi dalam beberapa fase :
1)      Pramenopause
Fase pramenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase klimakterik. Fase ini di tandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah yang relatif banyak, dan kadang-kadang disertai nyeri haid (dismenoreae). Pada wanita tertentu telah timbul keluhan vasomotorik dan keluhan sindrome prahaid atau sindrome pramenstrual (PMS).
2)      Perimenopause
Perimenopouse merupakan fase peralihan antara pramenopuse dan pascamenopuse. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur. Pada kebanyakan wanita siklus haidnya >38 hari, dan sisanya <18 hari, Sebanyak 40% wanita siklus haidnya anovulatorik.
3)      Menopause
Jumlah folikel yang mengalami atresia makin meningkat, sampai suatu ketika tidak tersedia lagi folikel yang cukup. Produksi estrogen pun berkurang dan tidak terjadi haid lagi yang berakhir dengan terjadinya menopause. Oleh karena itu, menopause diartikan sebagai haid alami terakhir, dan hal ini tidak terjadi bila wanita menggunakan kontrasepsi hormonal, pada usia perimenopause perdarahan terus terjadi selama wanita masih menggunakan pil kontrasepsi secara siklik dan wanita tersebut tidak mengalami keluhan klikmaterik. Kita tidak pernah tahu kapan wanita tersebut memasuki usia menopause. Untuk menentukan diagnosa menopause, pil kontrasepsi harus segera dihentikan dan satu bulan kemudian dilakukan pemeriksaan FSH dan estradiol.



Bila pada usia perimenopause ditemukan kadar FSH dan estradiol yang bervariasi (tinggi atau rendah), maka setelah memasuki usia menopause akan selalu ditemukan kadar FSH yang tinggi (>40 mIU/ml). Bila seorang wanita tidak haid selama 12 bulan dan dijumpai kadar FSH darah >40 mIU/ml dan kadar Estradiol <30 pg/ml, telah dapat dikatakan wanita tersebut telah mengalami menopause.
4)      Pascamenopause
Ovarium sudah tidak berfungsi sama sekali, kadar estradiol berada antara 20-30 pg/ml, dan kadar hormon gonadotropin biasanya meningkat.
Peningkatan hormon gonadotropin ini disebabkan oleh terhentinya produksi inhibin akibat tidak tersedianya folikel dalam jumlah yang cukup dan inhibin inilah menekan sekresi FSH bukan sekresi LH. Akibat rendahnya kadar estradiol, endometrium menjadi atropik dan tidak mungkin muncul haid lagi.

3.      Etiologi menopause
Faktor genetik kemungkinan berperan terhadap usia menopause. Usia pertama haid, melahirkan pada usia muda, maupun berat badan tidak terbukti  mempercepat datangnya menopause.
Faktor yang mempercepat menopause :         
1)      Wanita kembar dizigot
2)      Wanita yang nulipara
3)      Perokok berat
4)      Kurang gizi
5)      Wanita vegetarian
6)      Wanita dengan sosioekonomi rendah
7)      Wanita yang hidup pada ketinggian >4000 m


Faktor yang memperlambat menopause :
1)      Wanita yang multipara
2)      Wanita yang banyak mengkonsumsi daging
3)      Minum alcohol

4.      Perubahan yang terjadi terhadap wanita menopause :
Perubahan fisik :
1)       Ketidakteraturan Siklus Haid
Ketidakteraturan ini sering disertai dengan jumlah darah yang sangat banyak, tidak seperti volume pendarahan haid yang normal. Normalnya haid akan berakhir setelah tiga sampai empat hari, namun pada keadaan ini haid baru dapat berakhir setelah satu minggu atau lebih.
2)      Gejolak Rasa Panas ( hot flashes )
Arus panas biasanya timbul pada saat darah haid mulai berkurang dan berlangsung sampai haid benar-benar berhenti.  Munculnya hot flashes ini sering diawali pada daerah dada, leher atau wajah dan menjalar ke beberapa daerah tubuh yang lain. Hal ini berlangsung selama dua sampai tiga menit yang disertai pula oleh keringat yang banyak. Ketika terjadi pada malam hari, keringat ini dapat menggangu tidur dan bila hal ini sering terjadi akan menimbulkan rasa letih yang serius bahkan menjadi depresi.
3)      Kekeringan Vagina
Kekeringan vagina terjadi karena leher rahim sedikit sekali mensekresikan lendir. Penyebabnya adalah kekurangan estrogen yang menyebabkan liang vagina menjadi lebih tipis, lebih kering dan kurang elastis. Alat kelamin mulai mengerut, Liang senggama kering sehingga menimbulkan nyeri pada saat senggama, keputihan. Keadaan ini membuat hubungan seksual akan terasa sakit. 

4)       Perubahan Kulit
Estrogen berperan dalam menjaga elastisitas kulit, ketika menstruasi berhenti maka kulit akan terasa lebih tipis, kurang elastis terutama pada daerah sekitar wajah, leher dan lengan. Kulit di bagian bawah mata menjadi mengembung seperti kantong, dan lingkaran hitam dibagian ini menjadi lebih permanen dan jelas.
5)      Sulit Tidur
Insomnia (sulit tidur) lazim terjadi pada waktu menopause, tetapi hal ini mungkin ada kaitannya dengan rasa tegang akibat berkeringat malam hari, wajah memerah dan perubahan yang lain.
6)      Kerapuhan Tulang
Osteoporosis merupakan penyakit yang paling umum dan merupakan persoalan bagi wanita yang telah menopause. Menurunnya kadar estrogen akan diikuti dengan penurunan penyerapan kalsium yang terdapat dalam makanan. Kekurangan kalsium ini oleh tubuh diatasi dengan  menyerap kembali kalsium yang terdapat dalam tulang, dan akibatnya tulang menjadi keropos dan rapuh.
Perubahan psikologis :                                                                                                            
1)      Ingatan Menurun
2)      Kecemasan, dibagi menjadi :
a.       Suasana hati yaitu keadaan yang menunjukkan ketidaktenangan psikis, seperti: mudah marah, perasaan sangat tegang.
b.      Pikiran yaitu keadaan pikiran yang tidak menentu, seperti: khawatir, sukar konsentrasi, pikiran kosong, membesar-besarkan ancaman, memandang diri sebagai sangat sensitif, merasa tidak berdaya.
c.       Motivasi yaitu dorongan untuk mencapai sesuatu, seperti : menghindari situasi, ketergantungan yang tinggi, ingin melarikan diri, lari dari kenyataan.
d.      Perilaku gelisah yaitu keadaan diri yang tidak terkendali seperti : gugup, kewaspadaan yang berlebihan, sangat sensitif.
e.       Reaksi-reaksi biologis yang tidak terkendali, seperti : berkeringat, gemetar, pusing, berdebar-debar.
3)      Stress dan depresi, dibagi menjadi :
a.       Suasana hati, ditandai dengan kesedihan, kecemasan, mudah marah.
b.      Berpikir, ditandai dengan mudah hilang konsentrasi, lambat dan kacau dalam berpikir, menyalahkan diri sendiri, ragu-ragu, harga diri rendah.
c.       Motivasi, ditandai dengan kurang minat bekerja dan menekuni hobi, menghindari kegiatan kerja dan sosial, ingin melarikan diri, ketergantungan tinggi pada orang lain.
d.      Perilaku gelisah terlihat dari gerakan yang lamban, sering mondar-mandir, menangis, mengeluh.
e.       Reaksi-reaksi biologis, ditandai dengan hilang nafsu makan atau nafsu makan bertambah, hilang hasrat sesksual, tidur terganggu, gelisah.

5.      Tanggapan / reaksi wanita terhadap datangnya masa menopause :
1)      Reaksi pasif : pasrah / menerima keadaan ini dengan baik
2)      Reaksi neurosis : reaksi yang ditimbulkan oleh penolakan datangnya masa ini, dan ditandai dengan timbulnya keluhan-keluhan seperti rasa cemas, tertekan / depresi serta mudah tersinggung
3)      Reaksi hiperaktif : reaksai penolakan dengan seolah-olah mengabaikan datangnya masa ini dengan cara meningkatkan perhatian pada pekerjaan dan hobi serta tidak setuju pada keluhan-keluhan lain
4)      Reaksi adekuat : rekasi wajar yang diberikan wanita yang memasuki masa ini, dan dialami oleh sebagian besar wanita





B.     ANDROPAUSE
1.      Pengertian Andropause
Andropause adalah kondisi pria diatas usia tengah baya yang mempunyai kumpulan gejala, tanda dan keluhan yang mirip dengan menopause pada wanita. Istilah andropause berasal dari bahasa Yunani, ‘andro artinya pria sedangkan ’pause artinya penghentian. Jadi secara harfiah andropause adalah berhentinya fungsi fisiologis pada pria. Berbeda dengan wanita yang mengalami menopause dimana produksi ovum, produksi hormon estrogen dan siklus haid yang akan berhenti dengan cara yang relative mendadak, namun pada pria penurunan produksi sperma, hormon testosteron dan hormon-hormon lainnya sedemikian perlahan. 
 
2.      Mekanisme terjadinya Andropause
 Mekanisme terjadinya andropause adalah karena menurunnya fungsi sistem reproduksi pria, yang selanjutnya menyebabkan penurunan kadar testosteron sampai dengan dibawah angka normal. Hormon yang turun pada andropause ternyata tidak hanya testosteron saja, melainkan penurunan multi hormonal yaitu penurunan hormon DHEA, DHEAS, Melantonin, Growth Hormon, dan IGFs ( Insulin like growth factors ).

3.      Gejala dan tanda yang timbul pada andropause :
1)      Gangguan vasomotor : tubuh terasa panas, berkeringat, insomnia, rasa gelisah dan takut.
2)      Gangguan fungsi kognitif dan suasana hati : mudah lelah, menurunnya motivasi, berkurangnya ketajaman mental, keluhan depresi, hilangnya rasa percaya diri dan menghargai diri sendiri.
3)      Gangguan virilitas : berkurangnya tenaga, menurunnya kekuatan massa otot, kehilangan rambut tubuh, penumpukan lemak pada daerah abdominal dan osteoporosis.
4)      Gangguan seksual : menurunnya minat terhadap seksual / libido, perubahan tingkah laku dan aktifitas seksual, kualitas orgasme menurun, berkurangnya kemampuan ereksi / disfungsi ereksi / impotensi, berkurangnya kemampuan ejakulasi, dan menurunnya volume ejakulasi
Umumnya andropause dimulai pada umur 50-60 tahun. Keluhan atau gejala-gejala pada andropause tidak terjadi sekaligus dan bisa terjadi pada umur yang sangat bervariasi. Perubahan hormonal dan biokimiawi tubuh secara pasti akan terjadi dengan bertambahnya usia, tetapi tidak semua pria akan mengalami keluhan andropause.

4.      Etiologi Andropause
Penurunan hormon pada andropause terjadi secara perlahan sehingga sering kali tidak menimbulkan gejala. Keluhan baru timbul jika ada penyebab lain yang mempercepat penurunan hormon testosteron dan hormon-hormon lainnya.
Beberapa penyebab tersebut antara lain :
1)      Faktor lingkungan :
a.       Bersifat fisik : bahan kimia yang bersifat estrogenik yang sering digunakan dalam bidang pertanian, pabrik dan rumah tangga.
b.      Bersifat psikis : suasana lingkungan (tidak erotis), kebisingan dan perasaan tidak nyaman.
2)      Faktor organik ( Perubahan hormonal ) : penyakit-penyakit tertentu dapat menyebabkan perubahan hormonal yang dapat mempercepat penurunan hormon testosteron dan hormon-hormon lainnya. Penyakit tersebut antara lain : diabetes mellitus, varikokel ( pelebaran pembuluh darah testis ), prostatitis kronis ( infeksi pada prostat ), kolesterol yang tinggi, obesitas.
3)      Faktor psikogenik : penyebab psikogenik sering dianggap sebagai faktor timbulnya berbagai keluhan andropause setelah terjadi penurunan hormon testosteron.

5.      Penatalaksanaan Andropause
Penatalaksanaan andropause terutama ditujukan agar penderita dapat mengurangi keluhan maupun penderitaan saat memasuki usia tua. Di dalam pencegahan, faktor psikologis tampaknya mempunyai peran yang sangat penting. Disamping itu memperbaiki faktor psikologis yang terganggu mempunyai arti penting pula dalam mempertahankan kesehatan secara umum. Selain faktor psikologis, para pria perlu juga menjaga kebugaran jasmani dan menerapkan pola hidup sehat.
Pengobatan utama andropause saat ini adalah pemberian hormon pengganti. Walaupun hormon yang menurun pada andropause terdiri dari bermacam-macam hormon, namun pemberian hormon multiple saat ini belum lazim dilakukan dan masih dalam tahap penelitian. Pengobatan yang dilakukan hanyalah pemberian hormon testosteron. Pemberian hormone testosteron ini dilakukan dengan hati-hati karena dikhawatirkan akan menimbulkan manifestasi seperti kanker prostat, walaupun penelitian terakhir membuktikan tidak ada korelasi langsung antara testosteron dengan kanker prostat. Untuk menghindari resiko tersebut maka sebelum dilakukan pemberian hormon testosteron, pada penderita perlu dilakukan pemeriksaan rectal (anus) dan PSA (Prostat Spesific Antigent). Pemeriksaan tersebut disarankan tiap tiga bulan  selama pengobatan testosteron.

C.     TERAPI SULIH HORMON
1.      Pengertian Terapi Sulih Hormon
Terapi Sulih Hormon (TSH) atau hormon replacment therapy (HRT) adalah pemberian terapi penggantian hormon untuk menggantikan hormon yang kurang kadarnya karena tidak diproduksi secukupnya lagi akibat kemunduran fungsi organ-organ endokrin hormon. TSH dapat meringankan penderitaan tidak hanya pada wanita dewasa yang mengalami menopause alami, tetapi juga di wanita muda yang mungkin mengalami menopause prematur untuk alasan medis, seperti kanker atau sebab kelainan ovarium yang berhenti menghasilkan estrogen.

Sebagai tambahan dalam mengurangi gejala menopause, TSH memiliki banyak keuntungan dan bahkan proteksi dari penyakit tertentu, termasuk osteoporosis, penyakit jantung, dan stroke. Studi medis yang sedang berjalan telah menunjukkan bahwa menggunakan TSH dalam jangka panjang itu tidak selalu berguna, dan dalam beberapa peristiwa ini mungkin sebenarnya menaikkan resiko kanker, serangan jantung, dan penyakit lain.

2.      Tujuan pemberian TSH
1)      Untuk mendapatkan hormon yang hilang saat menopause
2)      Mengurangi dan mengatasi keluhan yang menyertai menopause seperti keluhan psikologis, keluhan somatik serta keluhan vasomotorik
3)      Untuk mempertahankan serta meningkatkan kualitas dan kuantitas hidup wanita usia lanjut
4)      Pencegahan gejala yang mengakibatkan osteoporosis, penyakit jantung koroner, dan perdarahan otak

3.      Tujuan konseling pada penggunaan TSH :
1)      Memberitahukan klien bahwa HRT dapat mengurangi atau mengatasi keluhan pada saat menopause
2)      Dapat mencegah dampak kekurangan esterogen dalam jangka waktu yang panjang
3)      Dapat meningkatkan kualitas hidup





4.      Wanita yang direkomendasikan untuk diberi TSH :
1)      Semua wanita klimakterik, tanpa kecuali yang ingin menggunakan HRT untuk pencegahan ( meskipun tanpa keluhan )
2)      Semua wanita yang memiliki resiko penyakit kardiovaskuler dan osteoporosis
3)      Semua wanita dengan keluhan klimakterik
Untuk dapat menilai keluhan klimakterik dapat digunakan skala klimakterik green atau menopause rating scale ( MRS ). Skala ini dapat mengukur 3 kelompok keluhan yaitu:
1)      Keluhan psikologis berupa jantung berdebar, perasaan tegang atau tekanan, sulit tidur, mudah tersinggung, mudah panik, sulit berkonsentrasi, mudah lelah, hilang minat pada banyak hal, perasaan tidak bahagia, dan mudah menangis
2)      Keluhan somatik berupa perasaan pusing, badan terasa tertekan, sebagian tubuh terasa tertusuk duri, sakit kepal, nyeri otot atau persendian tangan atau kaki terasa gatal, dan kesulitan bernapas.
3)      Keluhan vasomotor berupa gejolak panas ( hot flushes ) dan berkeringat di malam hari

5.      Kontra indikasi TSH :
1)      Mutlak : tromboemolisme ( trombosis ), anemia sel sabit, penyakit cerebro, hipertensi berat, uji fungsi hati seletah hepatitis abnormal, gangguan enzim
2)      Relatif : penyakit kardiovaskuler, penyakit ginjal, TBC, kanker payudara, fibroadenasis, migran, dan epilepsi





6.      Efek samping pemberian TSH :
Efek samping umum :
1)      Mual
2)      Sakit kepala
3)      Perdarahan
4)      Deperesi dan perubahan emosi
5)      Nyeri tekanan pada payudara
6)      Perut kembung
7)      Siklus menstruasi yang berkepanjangan dan kegagalan untuk mengurangi gejala-gejala.
Efek samping khusus (esterogen) :
1)      Kanker payudara
Resiko kanker payudara meningkat secara signifikan jika penggunaan terapi sulih hormon dilakukan dalam waktu lama. Resiko kanker payudara semakin besar jika terapi sulih hormone berlangsung lebih dari 10 tahun.
2)      Kanker rahim
Penelitian-penelitian klinis pada saat ini sudah mencapai konfirmasi bahwa terapi hormonal dapat menyebabkan kanker rahim. Risiko ini dapat diperkecil dengan memberikan hormon progesteron selama 12 hari setiap siklus menstruasi.
3)      Tromboplebitis
4)      Pendarahan bercak




5)      Problem kantung empedu
Problem ini banyak dijumpai pada perempuan yang menggunakan terapi hormonal dalam jangka panjang.
6)      Tekanan darah tinggi
Terapi sulih hormon dahulu diduga dapat menyebabkan naiknya tekanan darah namun penelitian terkini menyimpulkan, pada dasarnya terapi ini tidak menyebabkan naiknya tekanan darah, sehingga aman bagi wanita penderita tekanan darah tinggi, asalkan tekanan darahnya dipantau secara saksama.
Selain itu efek samping yang akan sering dijumpai jika sediaan progesteron digunakan bersamaan dengan sediaan estrogen, sebagian besar akan mengalami perdarahan bulanan sebagaimana layaknya siklus menstruasi. Efek sampingan yang mungkin dialami para wanita pengguna terapi hormon di antaranya mual, payudara menjadi lebih besar dan lebih lembut, puting payudara berdiri, dan menjadi lebih gemuk. Efek itu mungkin akan semakin berkurang seiring dengan lamanya masa terapi. Sedangkan efek sampingan yang agak jarang dijumpai, antara lain kekurangan dorongan untuk berhubungan intim, depresi, perdarahan di tengah-tengah siklus menstruasi, sakit pada dada dan persendian (kaki).









BAB II
PENUTUP
Kesimpulan
Menopause merupakan akhir dari siklus menstruasi seorang wanita yang terjadi di pertengahan usia empat puluh tahun keatas. Sedangkan andropause adalah kondisi pria diatas usia tengah baya yang mempunyai kumpulan gejala, tanda dan keluhan yang mirip dengan menopause pada wanita. Umumnya andropause dimulai pada umur 50-60 tahun.
Menopause maupun andropause memiliki gejala-gejala yang apabila tidak dilakukan penatalaksanaan yang baik maka gejala-gejala tersebut akan terasa lebih berat.
Untuk mengurangi gejala-gejala menopause maupun andropause dapat dilakukan dengan cara pemberian terapi sulih hormon.








1 comment:

  1. thanks for the information
    menopause
    http://magazines-for-women-2020.blogspot.com.eg/2017/07/how-to-prevent-menopause-symptoms.html

    ReplyDelete