Friday 24 May 2013

Furunkel


BAB 1 PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang
Furunkel merupakan salah satu bentuk dari pioderma yang sering dijumpai dan penyakit ini sangat erat hubungannya dengan keadaan sosial-ekonomi. Secara umum penyebab furunkel adalah kuman gram positif, yaitu Stafilokokus dan Streptokokus. Furunkel dapat disebabkan juga oleh kuman gram negatif, misalnya Pseudomonas aeruginosa, Proteus vulgaris, Proteus mirabilis, Escherichia coli, dan Klebsiella.
Furunkel dapat terjadi di seluruh bagian tubuh, predileksi terbesar penyakit ini pada wajah, leher, ketiak, pantat atau paha. Setiap orang memiliki potensi terkena penyakit ini, namun beberapa orang dengan penyakit diabetes, sistem imun yang lemah, jerawat atau problem kulit lainnya memiliki resiko lebih tinggi. Gambaran klinis penyakit ini adalah timbulnya nodul kemerahan berisi pus, panas dan nyeri. Diagnosis furunkel dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis yang dikonfirmasi dengan pewarnaan gram dan kultur bakteri.
Furunkel dapat menimbulkan komplikasi yang cukup serius. Masuknya Staphylococcus aureus ke dalam aliran darah menimbulkan bakteremia. Bakteremia Staphylococcus aureus dapat mengakibatkan infeksi pada organ lain atau yang dikenal infeksi metastasis sep. Manipulasi pada lesi akan mempermudah menyebarnya infeksi melalui aliran darah. Tetapi, komplikasi tersebut jarang terjadi.
Penatalaksanaan furunkel meliputi pengobatan topikal, sistemik, dan pengobatan penyakit yang mendasari. Umumnya penderita sembuh dengan terapi adekuat tersebut, namun ada beberapa penderita yang mengalami rekurensi yangmembutuhkan evaluasi dan penanganan lebih lanjut.
1.2.  Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan furunkel
2.      Untuk mengetahui penyebab terjadinya furunkel
3.      Untuk mengetahui patofisiologi terjadinya furunkel
4.      Untuk mengetahui faktor resiko terjadinya furunkel
5.      Untuk mengetahui tanda dan gejala dari furunkel
6.      Untuk mengetahui diagnosa furunkel
7.      Untuk mengetahui pencegahan furunkel
8.      Untuk mengetahui penatalaksanaan furunkel
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1.  Definisi Furunkel
Furunkel adalah peradangan pada folikel rambut dan jaringan subkutan sekitarnya yang sering terjadi pada daerah bokong, aksila, dan badan. Furunkel dapat terbentuk pada lebih dari satu tempat. Jika lebih dari satu tempat disebut furunkulosis. Furunkulosis dapat disebabkan oleh berbagai faktor antara lain akibat iritasi, kebersihan yang kurang, dan daya tahan tubuh yang kurang. Infeksi dimulai dengan adanya peradangan pada folikel rambut dikulit (folikulitis), kemudian menyebar kejaringan sekitarnya.
Karbunkel adalah satu kelompok beberapa folikel rambut yang terinfeksi oleh
Staphylococcus aureus, yang disertai oleh peradangan daerah sekitarnya dan juga jaringan dibawahnya termasuk lemak bawah kulit.
Description: C:\Users\Angel Lada\Downloads\3-e248d09ae3.jpg

Bisul pada Neonatus
Dalam keadaan yang normal, sekitar 50% bayi yang lahir cukup bulan sering mengalami bisul-bisul kecil atau jerawat yang dikelilingi oleh warna kulit yang kemerahan. Gangguan ini bisa timbul di seluruh tubuh bayi, entah itu di wajah, badan, punggung, tangan, kaki, dan tempat-tempat lainnya.
Puncak terjadinya bisul-bisul ini umumnya saat bayi berusia dua hari dan biasanya dialami selama kurang lebih dua minggu. Akibat adanya bisul-bisul ini, orang tua enggan memandikan bayinya karena takut kondisinya akan memburuk. Padahal dengan begitu, justru bisa mengundang infeksi kulit karena kulit menjadi berdaki atau kotor akibat tidak dimandikan. Jadi solusinya tetap mandikan bayi seperti biasa.
Penyebabnya belum diketahui secara pasti. Walaupun demikian, hal ini tidak perlu terlalu dikhawatirkan karena gangguan yang dalam bahasa lainnya Erythema Toxicum ini akan hilang dengan sendirinya tanpa perlu diobati.
Namun dalam keadaan lain, yaitu keadaan yang abnormal Erythema Toxicum biasanya merupakan suatu gangguan pada kulit bayi yang berdiri sendiri. Artinya, tidak ada gejala lain selain dari gejala yang sudah diterangkan sebelumnya.
Bila orang tua menemukan bisul-bisul disertai dengan adanya demam, gatal, bernanah dan lain sebagainya, si kecil mungkin mengalami penyakit kulit. Bisa saja penyakit kulit tersebut berupa infeksi, jamur atau bahkan alergi.

Bisul pada bayi
Dibanding kulit orang dewasa, kulit bayi masih memiliki perbedaan yang jelas. Pada bayi, karena kulitnya masih dalam tahap perkembangan dan penyempurnaan, fungsinya belum berlangsung dengan baik, sehingga rentan terhadap berbagai gangguan dari lingkungan. Fungsi kulit bayi yang masih dalam perkembangan ini dan belum sempurnanya berbagai fungsi komponen-komponen penting pada kulit, membuat si kecil mudah sekali terserang organisme seperti virus, bakteri, dan jamur.
Misalnya saja, proses penyerapan dan pengeluaran keringat belum berjalan semestinya. Akibatnya, sering dijumpai bayi yang berkeringat berlebihan. Keringat yang keluar belum diserap oleh kulit dengan sempurna, sehingga terjadi kelembaban berlebih pada bagian tubuh bayi. Fungsi keratinisasi yang belum sempurna juga mengakibatkan proses pembentukan kulit baru belum berlangsung secara teratur.
Belum sempurnanya fungsi kulit ini, membuat bayi mudah terserang infeksi mikroorganisme. Salah satunya, infeksi bakteri Stafilokokkus aureus, yang menyebabkan bisul. Bisul seringkali dimulai dari peradangan folikel (akar rambut) dan jaringan sekitarnya. Karena itu, pada bayi dan batita, bisul kerap timbul di kulit kepala. Sebab memang pembentukan folikel rambut di daerah ini belum sempurna dan keringat pun sering keluar dalam jumlah banyak. Namun bisul juga dapat timbul di bagian kulit mana saja, termasuk ketiak, leher, lipat paha, atau pantat.
2.2.  Etiologi Furunkel
Permukaan kulit normal atau sehat dapat dirusak oleh karena iritasi, tekanan, gesekan, hiperhidrosis, dermatitis, dermatofitosis, dan beberapa faktor yang lain, sehingga kerusakan dari kulit tersebut dipakai sebagai jalan masuknya Staphylococcus aureus maupun bakteri penyebab lainnya. Penularannya dapat melalui kontak atau auto inokulasi dari lesi penderita. Furunkulosis dapat menjadi kelainan sistemik karena faktor predisposisi antara lain, alcohol, malnutrisi, diskrasia darah, iatrogenic atau keadaan imunosupresi termasuk AIDS dan diabetes mellitus. Jadi, furunkel dapat disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu :
1.    Iritasi pada kulit
2.    Kebersihan kulit yang kurang terjaga
3.    Daya tahan tubuh yang rendah
4.    Infeksi oleh Staphylococcus aureus
2.3.  Patofisiologi Furunkel
Infeksi dimulai dari peradangan pada folikel rambut pada kulit (folikulitis) yang menyebar pada jaringan sekitarnya. Radang nanah yang dekat sekali dengan kulit disebut pustule. Kulit diatasnya sangat tipis, sehingga nanah di dalamnya dapat dengna mudah mengalir keluar. Sedangkan bisulnya sendiri berada pada daerah kulit yang lebih dalam. Kadang-kadang nanah yang berada dalam bisul diserap sendiri oleh tubuh tetapi lebih sering mengalir sendiri melalui lubang pada kulit.
Description: D:\5-a1be51ca56.jpg
2.4.  Faktor Resiko Furunkel
Bayi yang lebih beresiko terkena bisul diantaranya adalah bayi yang :
1.    Kurang terjaga kebersihan
Faktor kebersihan memegang peranan penting. Bila lingkungan kurang bersih, infeksi akan mudah terjadi. Karena itu, pada bayi, gejala bisul mudah dijumpai. Bayi dan anak-anak identik dengan dunia eksplorasi dalam bermain, apalagi bila terkena benda kotor misalnya tanah. Belum lagi setelah main, anak tidak dicuci tangannya sehingga akan mempermudah terjadinya bisul.
Pada dasarnya bisul muncul karena adanya kuman. Orang tua yang tidak menjaga kebersihan tubuh bayi dan lingkungannya dengan baik, otomatis lebih berpeluang terpapar kuman penyebab bisul. Tak heran kalau mereka yang tinggal di daerah pemukiman padat, di daerah pengungsian, dimana faktor kebersihannya terabaikan akan lebih mudah bisulan. Namun harus diingat, walaupun tinggal di tempat yang bersih tapi kalau jarang dimandikan dan dijaga kebersihkanya, dengan sendirinya kuman pun akan bersarang.
2.    Daerah tropis
Secara geografis, Indonesia termasuk daerah tropis, dimana udaranya panas sehingga dengan mudah bayi akan berkeringat. Keringat pun bisa menjadi salah satu pemicu munculnya bisul. Terutama bisul yang terjadi pada kelenjar keringat.
3.    Faktor gizi
Gizi yang kurang dapat memengaruhi timbulnya infeksi. Bila gizi kurang, berarti daya tahan tubuh menurun, sehingga akan mempermudah timbulnya infeksi. Terlebih pada bayi, kekebalan tubuhnya kurang dibandingkan orang dewasa.
2.5.  Tanda dan Gejala Furunkel
Mula-mula nodul kecil yang mengalami peradangan pada folikel rambut, kemudian menjadi pustule dan mengalami nekrosis dan menyembuh setelah pus keluar. Nyeri terjadi terutama pada furunkel yang akut, besar, dan lokasinya dihidung dan lubang telinga luar. Bisa timbul gejala seperti badan demam, malaise, dan mual. Furunkel dapat timbul di banyak tempat dan dapat sering kambuh. Tempat terjadinya furunkel biasanya yaitu pada muka, leher, lengan, pergelangan tangan, jari-jari tangan, dan pantat. Namun, gejala yang timbul dari adanya furunkel bervariasi tergantung dari beratnya penyakit. Gejala yang sering ditemui pada furunkel adalah :
1.    Nyeri pada daerah ruam
2.    Ruam pada derah kulit yang berbentuk kerucut dan memiliki pustule
3.    Pustule dapat melunak dan mengalami nekrosis
4.    Setelah seminggu kebanyakan akan pecah sendiri dan sebagian dapat menghilang dengan sendirinya
2.6.  Diagnosa Furunkel
1.    Anamnesa
Penderita datang dengan keluhan terdapat nodul yang nyeri. Ukuran nodul tersebut meningkat dalam beberapa hari. Beberapa pasien mengeluh demam dan malaise.
2.    Pemeriksaan Fisik
Terdapat nodul berwarna merah, hangat dan berisi pus. Supurasi terjadi setelah kira-kira 5-7 hari dan pus dikeluarkan melalui saluran keluar tunggal (single follicular orifices). Furunkel yang pecah dan kering kemudian membentuk lubang yang kuning keabuan ireguler pada bagian tengah dan sembuh perlahan.

2.7.  Pencegahan Furunkel
Agar bayi tidak mudah bisulan, dapat dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:
1.    Jika bayi mudah berkeringat, usahakan agar keringat tersebut segera dikeringkan
2.    Biang keringat yang timbul pada kulit bayi harus dibersihkan
3.    Jaga kebersihan tubuh bayi sepanjang hari
4.    Upayakan lingkungan di sekitar bayi selalu bersih
5.    Ventilasi udara di ruangan bayi harus cukup
6.    Jangan kenakan bayi dengan pakaian ketat atau dari bahan yang tidak menyerap keringat
7.    Ganti pakaian bayi dengan segera jika basah atau kotor
8.    Jangan membubuhkan bedak pada kulit bayi jika keluar keringat
9.    Usahakan kebutuhan gizi bayi selalu terpenuhi
2.8.  Penatalaksanaan Furunkel
Asuhan yang diberikan pada neonatus dengan furunkel tergantung dari keadaan penyakit yang dialaminya. Asuhan yang lazim diberikan adalah :
1.    Kebanyakan furunkel tidak membutuhkan pengobatan dan akan sembuh dengan sendirinya
2.    Pemeliharaan kebersihan daerah yang mengalami furunkel serta daerah sekitarnya
3.    Pengobatan topical, lakukan kompres hangat untuk mengurangi nyeri dan melunakkan nodul. Kompres hangat dapat dilakukan sambil menutup ruam untuk mencegah penularan ke daerah lainnya
4.    Jangan memijat furunkel
5.    Bila furunkel terjadi di daerah yang janggal seperti pada hidung atau telinga maka dapat berkolaborasi dengan dokter untuk melakukan insisi
6.    Jika memungkinkan dapat membuka bisul dengan cara :
a)    Beri penjelasan apa yang akan dilakukan atau inform consent
b)   Minta seseorang untuk memegangi anak
c)    Ambilah sebuah pisau bedah yang steril dan bukalah bisul dengan segera pada puncaknya saja
d)   Pemberian analgetik, misalnya paracetamol untuk mengatasi nyeri
e)    Tutuplah luka dengan kain kasa kering
f)    Bersihkan alat – alat
g)   Pesankan akan ganti perban
h)   Terapi antibiotika dan antiseptic diberikan tergantung kepada luas dan beratnya penyakit. Misalnya dengan pemberian Achromyem 250mg 3 atau 4 kali per hari
i)     Bila furunkel terjadi secara menetap atau berulang atau dalam jumlah yang banyak maka kenali faktor predisposisi adanya diabetes melitus


BAB 3 PENUTUP
3.1.  Kesimpulan
Furunkel adalah peradangan pada folikel rambut dan jaringan subkutan sekitarnya yang sering terjadi pada daerah bokong, aksila, dan badan. Furunkel dapat terbentuk pada lebih dari satu tempat. Furunkel merupakan gangguan kulit yang tidak terlalu berbahaya dimana sebagian besar  akan sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan namun dengan mempertahankan kebersihan.
3.2.  Saran
Sebagai seorang bidan, memiliki kewajiban untuk membantu pasien yang mengalami masalah bisulan sesuai dengan wewenang yang dimilki. Seperti yang telah diuraikan sebelumnya, bidan dapat membantu bayi baru lahir maupun bayi yang mengalami bisul dengan mengompres daerah bisul dengan air hangat untuk meningkatkan sirkulasi darah ke tempat tersebut namun harus dilakukan dengan bahan dan alat yang higienis.

No comments:

Post a Comment