Wednesday 1 May 2013

Hernia Diafragmatika


BAB 2 PEMBAHASAN
1.1.  Pengertian Hernia Diafragmatika
Hernia adalah penonjolan ruas organ atau jaringan melalui lubang abnormal. Diafragma adalah sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Hernia Diafragmatika adalah penonjolan organ perut ke dalam rongga dada melalui suatu lubang pada diafragma.
1.2.  Penyebab Hernia Diafragmatika
Pemisahan perkembangan rongga dada dan perut disempurnakan dengan menutupnya kanalis pleuroperitoneum posterolateral selama kehamilan minggu ke-8. Gagalnya penutupan kanalis ini merupakan penyebab terjadinya hernia diafragmatika. Ditemukan pada 1 diantara 2200-5000 kelahiran dan 80-90% terjadi pada sisi tubuh bagian kiri. Janin tumbuh di uterus ibu sebelum lahir, berbagai sistem organ berkembang dan matur. Diafragma berkembang antara minggu ke-7 sampai 10 minggu kehamilan. Esofagus (saluran yang menghubungkan tenggorokan ke abdomen), abdomen, dan usus juga berkembang pada minggu tersebut. Pada kasus ini perkembangan diafragma dan saluran pencernaan tidak terjadi secara normal. 
1.3.  Patofisiologis Hernia Diafragmatika
Disebabkan oleh gangguan pembentukan diafragma. Diafragma dibentuk dari 3 unsur yaitu membrane pleuroperitonei, septum transversum dan pertumbuhan dari tepi yang berasal dari otot-otot dinding dada. Gangguan pembentukan itu dapat berupa kegagalan pembentukan seperti diafragma, gangguan fusi ketiga unsur dan gangguan pembentukan seperti pembentukan otot. Pada gangguan pembentukan dan fusi akan terjadi lubang hernia, sedangkan pada gangguan pembentukan otot akan menyebabkan diafragma tipis. Para ahli belum seluruhnya mengetahui faktor yang berperan dari penyebab hernia diafragmatika, antara faktor lingkungan dan gen yang diturunkan orang tua.
1.4.  Tanda dan Gejala Hernia Diafragmatika
1.      Gangguan pernapasan yang berat
2.      Sianosis (warna kulit kebiruan akibat kekurangan oksigen)
3.      Takipneu (laju pernapasan yang cepat)
4.      Bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama (asimetris)
5.      Takikardia (denyut jantung yang cepat)
6.      Perut kecil dan cekung
7.      Suara nafas kadang tidak terdengar karena terdesak isi perut.
8.      Terdengar bising usus di daerah dada.
Lambung, usus, hati, dan limpa menonjol melalui hernia. Jika hernia besar, biasanya paru-paru pada sisi hernia tidak berkembang secara sempurna setelah lahir, bayi akan menangis dan bernapas sehingga usus segera terisi udara terbuka masa yang mendorong jantung sehingga menekan paru-paru dan terjadilah sindrom gawat pernapasan.
1.5.  Diagnosa Hernia Diafragma
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaaan fisik, yaitu :
1.      Gerakan dada pada saat bernapas tidak simetris
2.      Tidak terdengar suara pernapasan pada sisi hernia
3.      Bising usus terdengar di dada
4.      Perut teraba kosong
5.      Rontgen dapat menunjukkan adanya organ perut pada rongga dada
1.6.  Komplikasi Henia Diafragmatika
Komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita hernia diafragmatika antara lain 20 % mengalami kerusakan kongenital paru-paru.
1.7.  Penatalaksanaan Hernia Diafragmatika
Apabila pada anak dijumpai adanya kelainan – kelainan yang biasa mengarah pada hernia diafragmatika, maka anak perlu segera dibawa ke dokter atau rumah sakit agar segera bisa ditangani dan mendapatkan penanganan yang tepat.
Hernia diafragmatika diatasi dengan pembedahan darurat, organ perut harus dikembalikan ke rongga perut dan lubang pada diafragma harus diperbaiki.
1.      Foto thoraks akan memperlihatkan adanya bayangan usus di daerah thoraks.
2.      Kadang-kadang diperlukan fluoroskopi untuk membedakan antara hernia diafragmatika dengan eventerasi (usus menonjol ke depan dari dalam abdomen).
Yang dapat dilakukan seorang bidan bila menemukan bayi baru lahir yang mengalami hernia diafragmatika yaitu :
1.      Berikan oksigen bila bayi tampak pucat atau biru.
2.      Lakukan inform consent untuk merujuk bayi ke tempat pelayanan yang lebih baik.
3.      Posisikan bayi semifowler atau fowler sebelum atau sesudah operasi agar tekanan dari isi perut terhadap paru berkurang.
Awasi bayi jangan sampai muntah, apabila hal tersebut terjadi, maka tegakkan bayi agar tidak terjadi aspirasi.

1 comment:

  1. saya mau bertanya, bagaimana mendiagnosis pada saat janin intrauterin.
    terima kasih
    Hasrul Biran

    ReplyDelete