BAB 2 PEMBAHASAN
1.1. Pengertian
Hernia Diafragmatika
Hernia adalah penonjolan ruas organ atau jaringan melalui lubang abnormal.
Diafragma adalah sekat yang membatasi rongga dada dan rongga perut. Hernia
Diafragmatika adalah penonjolan organ perut ke dalam rongga dada melalui suatu
lubang pada diafragma.
1.2. Penyebab
Hernia Diafragmatika
Pemisahan perkembangan rongga dada dan perut disempurnakan dengan
menutupnya kanalis pleuroperitoneum posterolateral selama kehamilan minggu
ke-8. Gagalnya penutupan kanalis ini merupakan penyebab terjadinya hernia
diafragmatika. Ditemukan pada 1 diantara 2200-5000 kelahiran dan 80-90% terjadi
pada sisi tubuh bagian kiri. Janin tumbuh di uterus ibu sebelum lahir, berbagai
sistem organ berkembang dan matur. Diafragma berkembang antara minggu ke-7
sampai 10 minggu kehamilan. Esofagus (saluran yang menghubungkan tenggorokan ke
abdomen), abdomen, dan usus juga berkembang pada minggu tersebut. Pada kasus
ini perkembangan diafragma dan saluran pencernaan tidak terjadi secara normal.
1.3. Patofisiologis
Hernia Diafragmatika
Disebabkan oleh gangguan pembentukan diafragma. Diafragma dibentuk dari 3
unsur yaitu membrane pleuroperitonei, septum transversum dan pertumbuhan dari
tepi yang berasal dari otot-otot dinding dada. Gangguan pembentukan itu dapat
berupa kegagalan pembentukan seperti diafragma, gangguan fusi ketiga unsur dan
gangguan pembentukan seperti pembentukan otot. Pada gangguan pembentukan dan
fusi akan terjadi lubang hernia, sedangkan pada gangguan pembentukan otot akan
menyebabkan diafragma tipis. Para ahli belum seluruhnya mengetahui faktor yang
berperan dari penyebab hernia diafragmatika, antara faktor lingkungan dan gen
yang diturunkan orang tua.
1.4. Tanda dan
Gejala Hernia Diafragmatika
1.
Gangguan pernapasan yang berat
2.
Sianosis (warna kulit kebiruan akibat kekurangan
oksigen)
3.
Takipneu (laju pernapasan yang cepat)
4.
Bentuk dinding dada kiri dan kanan tidak sama
(asimetris)
5.
Takikardia (denyut jantung yang cepat)
6.
Perut kecil dan cekung
7.
Suara nafas kadang tidak terdengar karena terdesak isi
perut.
8.
Terdengar bising usus di daerah dada.
Lambung,
usus, hati, dan limpa menonjol melalui hernia. Jika hernia besar, biasanya
paru-paru pada sisi hernia tidak berkembang secara sempurna setelah lahir, bayi
akan menangis dan bernapas sehingga usus segera terisi udara terbuka masa yang
mendorong jantung sehingga menekan paru-paru dan terjadilah sindrom gawat
pernapasan.
1.5. Diagnosa Hernia
Diafragma
Diagnosa
ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaaan fisik, yaitu :
1.
Gerakan dada pada saat bernapas tidak simetris
2.
Tidak terdengar suara pernapasan pada sisi hernia
3.
Bising usus terdengar di dada
4.
Perut teraba kosong
5.
Rontgen dapat menunjukkan adanya organ perut pada
rongga dada
1.6. Komplikasi
Henia Diafragmatika
Komplikasi yang mungkin terjadi pada penderita hernia diafragmatika antara
lain 20 % mengalami kerusakan kongenital paru-paru.
1.7. Penatalaksanaan
Hernia Diafragmatika
Apabila pada anak dijumpai adanya
kelainan – kelainan yang biasa mengarah pada hernia diafragmatika, maka anak perlu segera dibawa ke dokter
atau rumah sakit agar segera bisa ditangani dan mendapatkan penanganan yang
tepat.
Hernia
diafragmatika diatasi dengan pembedahan darurat, organ perut harus dikembalikan
ke rongga perut dan lubang pada diafragma harus diperbaiki.
1. Foto thoraks
akan memperlihatkan adanya bayangan usus di daerah thoraks.
2. Kadang-kadang
diperlukan fluoroskopi untuk membedakan antara hernia diafragmatika dengan
eventerasi (usus menonjol ke depan dari dalam abdomen).
Yang dapat dilakukan seorang bidan
bila menemukan bayi baru lahir yang mengalami hernia diafragmatika yaitu :
1. Berikan
oksigen bila bayi tampak pucat atau biru.
2. Lakukan
inform consent untuk merujuk bayi ke tempat pelayanan yang lebih baik.
3. Posisikan
bayi semifowler atau fowler sebelum atau sesudah operasi agar tekanan dari isi
perut terhadap paru berkurang.
Awasi bayi jangan sampai muntah, apabila hal
tersebut terjadi, maka tegakkan bayi agar tidak terjadi aspirasi.
saya mau bertanya, bagaimana mendiagnosis pada saat janin intrauterin.
ReplyDeleteterima kasih
Hasrul Biran